Peringatan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2021

Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2021

Dalam memperingati bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang jatuh pada tanggal 12 Januari - 12 Februari, saya membuat tulisan ini untuk saling sharing. Selain itu, bagi saya sendiri, tulisan ini dapat menambah wawasan dan menjadi arsip untuk mata kuliah Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Kerja (K2LK), Teknik Industri ITB.

Dalam kehidupan sehari-hari khususnya saat melakukan pekerjaan, keamanan dan keselamatan tetap menjadi faktor terpenting. Terlepas dari jenis pekerjaan bahkan dengan resiko tinggi (misalnya atraksi pesulap yang berbahaya), faktor tersebut tentu saja diperhitungkan oleh pekerja. Ga mau dong kalo kita beraktivitas namun mengabaikan dampak keselamatan.

Ngomong-ngomong tentang keselamatan, sebenarnya seberapa penting sih sehingga faktor tersebut diperhitungkan? 

1. Motivasi Pemahaman K3

Pada dasarnya kita ingin menjalani aktivitas sehari-hari dengan aman dan nyaman. Namun, diluar keterbatasan kita tentunya banyak hal-hal dari lingkungan yang memberikan kerugian baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Sehingga dengan meminimalisir atau bahkan menghilangkan kejadian yang merugikan,kita dapat mengedukasi diri sendiri terkait keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja. Berikut ini adalah poin-poin kenapa pentingnya pemahaman K3 di dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam pekerjaan:

1. Menghindari risiko aktivitas dan kerja,

2. Keamanan dan kenyamanan dalam bekerja,

3. Menghindari kerugian finansial. Misalnya kerugian akibat biaya kerusakan, biaya kompensasi/ganti rugi, biaya pemulihan, dsb,

4. Tidak memberikan beban sosial, misalnya kalau rumah kebakaran yang kena imbasnya bisa rumah tetangga juga.

5. Mengabaikan risiko dapat memakan korban manusia dan alam,

6. Untuk skala perusahaan, mengabaikan aspek K3 akan memberikan company image yang buruk,

7. Perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip keselamtan kerja mendapat branding yang bagus dan  menimbulkan rasa kepercayaan dari masyarakat.

8. Dan masih banyak lagi.


2. Apa itu Bahaya dan Risiko?

Dikutip dari website Canadian Centre for Occupational Safety and Health (https://www.ccohs.ca/), bahaya didefinisikan sebagai segala sesuatu yang menjadi potensi kerusakan, bahaya, atau efek yang memberikan kerugian. Kerugian yang diakibatkan dapat berupa kecelakaan, gangguan kesehatan, dan kerugian lainnya.

Sedangkan, definisi risiko dikutip dari Mark A. Friend dan James P. Kohn dalam buku Fundamentals of Occupational Safety and Health menjelaskan bahwa risiko adalah peluang dan tingkat keparahan suatu peristiwa kerugian. Kata peluang merujuk kepada sebarapa mungkin terjadi peristiwa tersebut sedangkan tingkat keparahan dapat bermakna akibat/beban/biaya suatu kejadian. Secara kuantitatif dapat dituliskan bahwa:

Risiko = Peluang x Tingkat Keparahan

Nah, karena sudah tau definisi bahaya dan risiko, mari kita lihat 2 contoh ini.

1. Arus Listrik

(sepertinya listrik akan menjadi teknologi masa depan, misalnya kendaraan listrik)

Arus listrik adalah kondisi yang berbahaya. Karena arus listrik memberikan potensi kerusakan dan bisa menimbulkan kebakaran dan korban jiwa.

Namun apakah arus listrik berisiko?

Yaa, arus listrik dapat berisiko jika peluang dan tingkat keparahannya tinggi. Jika rumah kebakaran akibat masalah arus listrik, maka itu risikonya tinggi. Namun, jika kita berada jauh dari sumber listrik, maka itu tidak berisiko.

Jadi, arus listrik memang berbahaya, namun risikonya dapat tinggi dan rendah.


2. Api

(suatu elemen yang sampai saat ini saya masih bingung cara hitung massa jenisnya, atau memang tidak ada?) 

Api termasuk dalam bahaya. Karena api berpontensi menimbulkan kerusakan dan kecelakaan. Namun, risiko dari api dapat bervariasi. Jika peluang dan tingkat keparahan dari suatu peristiwa merugikan akibat api tinggi, maka dikatakan berisiko, dan berlaku sebaliknya.

Api memiliki risiko yang tinggi, jika peluang terjadinya api tersebut tinggi (misalnya banyak material yang mudah terbakar) dan tingkat keparahannya tinggi (misalnya menghancurkan bangunan).


Apakah api dalam skala besar berisiko dan skala kecil tidak berisiko?

Belum tentu. Api dalam skala besar juga banyak dimanfaatkan, misalnya dalam mencetak produk dari material baja. Api dalam skala besar tidak berisiko jika kita jauh dari api tersebut.

Begitu juga api dalam skala kecil. Api dalam skala kecil, sangat berisiko misalnya jika digunakan dan dimainkan untuk menghidupkan petasan. Kita tentunya sudah banyak melihat berita suatu pabrik terbakar atau kejadian merugikan akibat ledakan petasan yang bersumber dari api kecil.

Jadi, api adalah sumber bahaya, namun belum tentu berisiko.

3. Contoh bahasan K3 : Kebakaran

Kebakaran adalah suatu kerugian yang bahayanya bersumber dari api. Kebakaran memilki tingkat risiko yang tinggi, jika peluang terjadinya cukup tinggi misalnya banyak benda disekitar kita yang memberikan sumber api atau dapat dihanguskan oleh api. Selain itu, tingkat keparahan akibat kebakaran sangatlah besar.

Terdapat 3 faktor yang menyebabkan api dapat "hidup" yang dikenal sebagai segitiga api yaitu panas, oksigen dan bahan bakar api.



sumber : keselamatankerja.com

Dengan kata lain, api tidak akan padam jika ketiga elemen tersebut masih ada.

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kebakaran api. Dikutip dari keselamatankerja.com beberapa faktor utama yang menyebabkan kebakaran:

1. Faktor manusia
Dapat berupa kelalaian, kesalahan dan kecerobohan manusia. Misalnya karena kelalaian penggunaan arus listrik, kelalaian mematikan kompor, merokok di tempat yang seharusnya dilarang, dan sebagainya.

2. Faktor teknis
Dapat berupa gangguan listrik, bahan kimia, tenaga fisik, tenaga mekanis dan sebagainya.

3. Faktor alam
Dapat berupa letusan gunung berapi, sumber api dari alam (misalnya gesekan ranting kayu kering), petir, dan sebagainya.



Lalu, apa tindakan dalam mencegah dan saat terjadi kebakaran?

1. Tindakan preventif
Beberapa tindakan preventif yang sekiranya dapat mencegah kebakaran yaitu:
  • Memahami tempat-tempat rantai api baik sumber api, panas, oksigen dan bahan bakar api. 
  • Selalu berhati-hati dalam bekerja dan tidak meninggalkan ruangan dalam keadaan terbengkalai misalnya ruangan dapur dan sumber listrik
  • Tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dilarang seperti merokok di area yang rawan kebakaran
  • Meningkatkan pemahaman dalam upaya keselamatan dari kebakaran
  • dan sebagainya
2. Tindakan saat terjadi kebakaran
Beberapa tindakan yang dilakukan saat terjadi kebakaran:
  • Jika api dikatakan masih ringan, gunakan APAR (alat pemadam api ringan)
  • Segera berlindung dari tempat kebakaran terlebih jika kebakaran sudah dikatakan parah dan sangat berbahaya jika memadamkan sendiri
  • Menghubungi petugas pemadam kebakaran setempat
  • Mendinginkan api, dimana peristiwa ini merupakan metode pemadaman api untuk menghilangkan unsur panas api. Pendinginan biasanya dilakukan dengan menggunakan media berbahan dasar air.
  • Mengisolasi permukaan benda yang terbakar dengan cara ditutup setelah proses pendinginan berlangsung. Metode ini digunakan dalam menghalangi unsur O2. Metode ini dapat dilakukan dengan media busa atau serbuk.
  • Meniupkan gas inert berupa gas CO2 untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api  setelah kebakaran dipadamkan
  • Memutuskan rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu untuk mengikat radikal bebas yang memicu rantai reaksi api. Proses terakhir ini dilakukan memakai bahan dasar halon.

Baik, sekian tulisan saya dalam memperingati Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2021.  Kritik membangun, saran dan tambahan mengenai tulisan ini sangat terbuka untuk para pembaca. Semoga tulisan ini  memberikan manfaat.
Terima kasihh ^_^


Referensi:
  • Fundamentals of Occupational Safety and Health oleh Mark A. Friend dan James P. Kohn
  • https://keselamatankerja.com/pengertian-kebakaran/
  • https://www.ccohs.ca/oshanswers/hsprograms/hazard_risk.html


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Saya yang Berhasil Masuk di KTOM : Edisi November 2017 - April 2018